BIOENERGI.CO.ID – Kehidupan ini jika diamati secara mendalam, menyadarkan kita akan adanya satu kesatuan, sebuah realitas tunggal di alam semesta. Keberadaannya menunjukkan kepada kita bahwa ada energi alam semesta yang bekerja di dalamnya dan ada Yang Maha Perkasa yang menggerakkannya Yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Kita dapat mengatakan bahwa ada satu Tuhan, satu kehidupan, dan satu alam. Realitas Tunggal ini ada di sekeliling kita dan dalam diri kita, mengapa bisa demikian?
Alam semesta atau jagat raya, segala tatanannya ada tergambar di dalam diri kita.
Mari kita telaah secara umum saja.
Menurut hukum fisika, alam raya, bumi tempat manusia hidup ini hanyalah planet yang ukurannya sangat kecil jika dibandingkan dengan luas dan jumlah planet yang ada dalam Galaksi Bima Sakti (sebuah galaksi dimana bumi menjadi salah satu anggotanya dan ada jutaan galaksi lain di alam raya).
Planet sangat kecil tempat kita hidup ini mengikuti tatanan dan hukum alam raya untuk mempertahankan keberadaannya. Bumi akan selalu mengikuti garis edarnya mengelilingi matahari, demikian juga planet-planet lain yang ikut mengedari matahari ini.
Garis Edar planet ini tidak tidak dihasilkan oleh planet mana yang lemah. Masing-masing memiliki energinya sendiri dan saling tarik menarik, sehingga mereka tetap bertahan menggantung di alam raya dan membentuk garis edar.
Jadi, di alam raya tidak ada konsep saling unggul. Masing-masing energi benda langit itu menentukan yang lainnya, sekecil apapun energi dan benda langit itu.
Sekarang kita lihat kehidupan di bumi kita sendiri.
Ribuan tahun orang mencari tahu tentang partikel terkecil pembentuk jagat raya. Ribuan tahun lalu, tanah, api, udara, dan air telah dianggap orang sebagai anasir inti pembentuk segala benda yang ada di bumi.
Pada beberapa masyarakat tertentu, menambahkan kayu, besi dan beberapa benda lain sebagai anasir inti, dan beberapa waktu kemudian para ahli fisika menambahkan ether sebagai salah satu anasir inti.
Ether dimasukkan sebagai salah satu analisir inti karena manusia pada saat itu menganggap cahaya matahari sampai ke bumi dengan perantara ether.
Teori ini gagal setelah kemudian diketahui bahwa cahaya tidak membutuhkan perantara apapun untuk mencapai tempatnya. Ether tak lagi menjadi anasir inti. Dan keberadaan anasir inti itu masih menjadi bahan perdebatan hebat.
Baru setelah orang menemukan atom, maka mereka dapat menduga dengan pasti bahwa ia-lah partikel terkecil atau anasir inti pembentuk jagat raya ini.
Atom adalah sesuatu yang sangat kecil, karena ia tak dapat dilihat dengan mata, seperti bumi di Galaksi Bimasakti itu. Sekarang kita sudah dapat kepastian bahwa atomlah partikel terkecil atau anasir intinya.
Tak lama kemudian, dugaan pasti manusia ini harus diubah karena di dalam atom ternyata terkandung ion-ion yang disebut: proton, neutron, dan elektron. Dalam atom yang tak terlihat itu ternyata masih terdapat unsur-unsur pembentuknya.
Namun tak berselang lama juga pendapat manusia harus diubah lagi sesuai dengan dugaan terbaru, bahwa ion-ion itupun memiliki unsur pembentuknya yang disebut dengan “Quark” yang terdiri dari enam rasa. Lihatlah di dalam atom masih ada ion dan di dalam ion masih ada “Quark”.
Mari sekarang pandangan ini kita balik cara melihatnya
Kalau tadi dari yang besar ke yang kecil, sekarang dari yang kecil ke yang besar. “Quark” yang enam rasa itu bersinggungan satu sama lain dan gabungan dari rasa-rasa itulah yang membentuk ion-ion.
Dari ion-ion ini terbentuklah atom dan selanjutnya dari atom terbentuk molekul-molekul dan seterusnya, hingga akhirnya terbentuklah jagat raya yang maha luas itu.
Masing-masing materi yang ada di jagat raya ini memiliki energinya sendiri dan bergerak menurut hukum universal mutlak atau hukum Tuhan.
Tidak ada yang satu lebih penting dari yang lain. “Quark” tidak memiliki eksistensi tanpa membentuk ion dan ion tak memiliki eksistensi tanpa membentuk atom, demikian seterusnya sampai keseluruhan wujud jagat raya.
Begitu juga sebaliknya, atom tidak ada tanpa ion dan ion tidak ada tanpa “Quark”, begitu seterusnya.
Masing-masing keberadaan ini menjalankan tugasnya sendiri-sendiri dan saling kait mengkait karena sistem alam raya adalah berupa jaringan seperti halnya jaring laba-laba.
Jadi, jika terjadi kerusakan kecil pada sistem ini, berarti seluruh keadaan jaringan juga mengalami penurunan kualitas hubungan.
Akan tetapi, karena adanya sifat pelepasan dan pengikatan energi, maka tatanan alam raya itu tetap saja berjalan sebagaimana mestinya.
Artinya, jika ada satu kerusakan pada satu bagian tertentu, maka energi yang lepas karena kerusakan itu akan diikat oleh energi lain sehingga kerusakan itu telah diganti.
Sekarang dapat kita bayangkan betapa hebat alam raya kita itu, betapa hebat tatanannya, betapa hebat hukum-hukumnya, dan betapa hebat Tuhan.
Karena sistem alam raya ini berupa jaringan, maka dengan sendirinya manusia yang tinggal di bumi ini pun tidak lepas dari sistem dan hukum alam raya tersebut.
Artinya keberadaan manusia dan segala tingkah lakunya di muka bumi ini sangatlah berpengaruh bagi tata sistem dan hukum alam raya.
Mungkin kita akan ragu-ragu untuk mengiyakan pernyataan ini, tapi kalau kita lihat bahwa kebocoran ozone itu adalah akibat tingkah polah manusia, maka segera kita akan menyadari kebenaran pernyataan itu.
Sudah menjadi kodrat manusia untuk hidup mengikuti hukum alam raya.
Jika kita bedah tubuh kita, secara fisik terlihat adanya satu tatanan jaringan seperti halnya alam raya kita. Sel-sel yang luar biasa kecilnya itu ternyata memiliki peran yang hebat dalam menyusun, membentuk, dan mengatur fungsi anatomis kita.
Karena hakikat manusia sama dengan hakikat alam raya, maka dalam tubuh manusia pun tidak ada bagian-bagian tertentu yang mengungguli bagian lain. Jika satu bagian rusak, maka ia akan mempengaruhi kinerja keseluruhan jaringan.
Semua bagian sama pentingnya bagi keberlangsungan kinerja jaringan tubuh kita itu. Seperti halnya benda langit di alam raya, masing masing bagian tubuh kita itupun memiliki energinya dan bergerak berdasarkan energi ini.
Pelepasan dan pengikatan energi dari setiap bagian tubuh ini yang menyeimbangkan keadaan dan tata sistem jaringan tubuh kita.
Dengan memahami hal ini, maka kita dapat mengatakan bahwa alam semesta dan manusia itu merupakan satu kesatuan jaringan yang padu.
Nah sekarang barulah kita sadar bahwa manusia memiliki koneksi bagi tata alam raya yang maha luas dan tak terlihat seluruhnya oleh mata dan tak terjangkau seluruhnya oleh tangan kita.
Semuanya berjalan sesuai dengan hukum dan kehendak Tuhan Maha Bijaksana dan Dia ada dalam setiap jiwa manusia yang yakin dan percaya.
Sebagai sebuah jaringan yang terpadu, alam semesta yang maha luas ini terdiri atas energi. Terdapat 27 level energi yang membentuk dimensi kehidupan yang bisa di jelaskan seperti berikut ini.
27 Level Energi Alam Semesta
Dari 27 level energi tersebut terbagi menjadi 4 dimensi alam, meliputi:
Dimensi Alam Fisik (level 1-9)
Dimensi Alam Rokhani (level 10-18)
Dimensi Alam Spiritual (level 19-27)
Dimensi Alam Ilahiah (Zero Level)
1. Dimensi Alam Fisik
Dimensi Alam Fisik adalah dimensi dimana kita hidup sekarang ini.
Dimensi yang terkait dengan berbagai hal yang terkait dengan hal fisik dan kebutuhan dunia
2. Dimensi Rokhani
Dimensi Rokhani adalah Dimensi dimana jin dan syetan tinggal, juga arwah orang-orang yang sudah mati tetapi belum sampai pada kesempurnaan kematian. (Saat meninggal energinya masih pada level dimensi Fisik)
Dimensi ini masih terkait dengan posisi hati dan perasaan manusia walaupun dirinya masih hidup di dimensi Fisik.
Hati dan perasaan seseorang yang sudah berada dimensi rokhani, ada ketenangan, kedamaian dan keyakinan yang mendalam sesuai dengan level nya masing masing, walaupun dalam hidupnya masih menghahadapi banyak masalah dan beban yang munculnya lebih sering dari pada orang lain.
3. Dimensi Spiritual
Sebagai dimensi yang ketiga, Dimensi Spiritual adalah dimensinya orang-orang yang hatinya sudah mulai terbebaskan dari beban keduniaan, hidupnya mulai mengalir seperti air, orientasinya memberi manfaat kepada banyak orang.
Dimensi Spiritual tempat arwah, bagi orang orang yang meninggalnya Khusnul Khotimah – dalam kondisi tenang dan damai.
Para rasul, nabi dan waliyullah (kekasih Alloh ada dimensi ini)
Para Rasul dan Nabi saat hidupnya sudah mencapai level 27
Sedang para kekasih Alloh, semasa hidupnya sudah mencapai minimal level 24
4. Dimensi Alam Ilahiah
Dimensi Alam Ilahiah, dimensi ini tidak ada seorangpun bahkan para malaikat belum Memasuki dimensi ini, kecuali Rasulullah Muhammad, pernah memasuki dimensi ini ….inilah dimensi yang selama ini digambarkan dalam berbagai agama disebut dengan SURGA.
Bagaimana Level Energi Mempengaruhi Kehidupan Manusia?
Didasarkan pada kenyataan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini terdiri atas energi, dan energi memiliki level tertentu, begitupun setiap unsur dari benda atau segala sesuatu yang ada di alam semesta juga memiliki level energi tertentu.
Begitu juga dengan manusia. Setiap manusia memiliki level energi tertentu, dan level energinya bisa dipengaruhi dan mempengaruhi energi di lingkungan sekitarnya bahkan bisa mempengaruhi manusia lainnya.
Apalagi dalam kehidupannya manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lain dan benda-benda serta mahluk lainnya.
Kita semua berinteraksi dengan energi kehidupan (Bioenergi) di alam semesta dan seluruh isinya termasuk berinteraksi dengan sang pemilik energi tunggal dari dimensi kehidupan paling tinggi Allah SWT.
Interaksi ini juga menjadikan manusia terhubung dengan jaringan terpadu alam semesta dan mempengaruhi harmonisasinya.
Yaitu melalui usahanya dalam memenuhi kebutuhan hidup, dalam melakukan perjalanan untuk menemukan pengetahuan batin, mencapai tujuan dari pengetahuan itu…
Saat kembali dan mengubah diri sendiri untuk menjadi lebih baik, dan kemudian mengambil tindakan untuk kepentingan hidupnya, ada berbagai hal yang menyertainya dan ada energi yang terhubung dan bekerja didalamnya.
Dalam perjalanannya tidak jarang manusia harus berhadapan dengan masalah yang menjadi kendala dalam menemukan tujuan hidupnya begitupun saat mewujudkan harapannya.
Dan dalam semua itu, selalu ada energi dengan level tertentu yang terlibat dan bekerja di dalamnya.
Orang yang memiliki level energi tinggi, memiliki kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan hidupnya dan lebih cepat dalam mengatasi masalah hidup serta dalam mewujudkan harapannya. Karena masalah dan harapan dalam kehidupan ini juga memiliki level energi tertentu.
Dengan mengetahui jaringan energi di alam semesta, dan 27 level energi yang ada di dalamnya serta bagaimana level energi mempengaruhi kehidupan manusia, maka setiap orang sebaiknya tahu level energi dalam dirinya, dan bagaimana meningkatkan level energinya agar ia bisa mengelola Bioenergi yang ada dalam dirinya menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Sebagai langkah awal, Anda bisa melakukan konsultasi kepada praktisi Bioenergi, atau Konsultan Bioenergi untuk mengetahui bagaimana energi Anda, baik level energi personalnya, level energi kehidupan Anda.
Bahkan saat Anda sedang memiliki masalah maka Anda bisa berkonsultasi mengenai masalah Anda, bagaimana level energinya, atau jika Anda sedang ingin mewujudkan harapan dalam hidup Anda, bagaimana level energi dari harapan Anda tersebut.
Sehingga Anda bisa memiliki kehidupan yang berkualitas dan mampu mengatasi masalah dan mewujudkan harapan dengan mudah dan cepat.
Langkah Anda selanjutnya?
Dengan mengetahui level energi Anda sendiri, maka Anda akan lebih mudah menentukan tindakan dan keputusan ideal bagi diri Anda sendiri.
Cara paling efektif yang bisa dilakukan untuk hal tersebut adalah dengan meningkatkan level energi Anda melalui sarana Kapsul Bioenergi.